Selasa, 07 April 2015

Mengunjungi Kelenteng di Dalam Pura, Simbol Kerukunan Agama di Bali

Bali memang merupakan salah satu pulau di Indonesia dengan mayoritas agamanya yaitu Hindu. Namun, bukan berarti kerukunan agama di tempat ini tidak ada. Jika ingin melihat bagaimana kerukunan agama terjalin di Bali, datang saja ke Pura Ulun Danu Batur. Tempat wisata di Bali ini menjadi simbol kerukunan agama di Pulau Dewata.

Pura Ulun Danu Batur adalah sebuah pura di Kabupaten Bangli, Bali. Pura ini merupakan pura tersakral kedua di Bali setelah Besakih. Namun, tempat wisata di Bali ini tak hanya dijadikan sebagai tempat ibadah umat Hindu saja. Namun juga umat Tionghoa.

Dari luar, tak terlihat terdapat kelenteng di dalam pura. Pura yang terletak di Jalan Raya Denpasar-Singaraja ini memiliki total 285 pura dan paviliun di dalam pura ini. dan salah satu pura tersebut dijadikan sebagai kelenteng. Yaitu tempat ibadah umat Tionghoa.
Terlihat ukiran naga, kaligrafi China serta warna emas dan merah mendominasi bangunan tersebut. Namun menariknya, ornamen khas kelenteng tersebut bersanding dengan sesajen khas Bali pada bagian tengahnya. Semakin terlihat kerukunan agama di pura ini.

Kelenteng ini pada awalnya berada di luar pura. Namun, akhirnya dipindah ke dalam komplek pura atas saran dari warga setempat. Menariknya lagi, kelenteng ini justru sepi saat perayaan Imlek. Kelenteng ini justru ramai saat hari raya agama Hindu. Seperti Galungan dan Kuningan. Bahkan upacara adat Bali lainnya.

Akulturasi budaya ini memang menjadi bagian sejarah dari daerah ini. Hal ini terkait dengan cerita Raja Balingkang yang menikah dengan seorang putri yang merupakan warga Tionghoa. Untuk memasuki Pura Ulun Danu Batur ini, Anda tak dikenakan biaya masuk. Anda hanya perlu menyewa kain seharga kurang dari 20 ribu Rupiah saja. Itupun jika saat mengunjungi tempat wisata di Bali ini Anda mengenakan celana atau rok pendek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar