Jumat, 10 April 2015

Menjelajahi Pantai Jerman, Pantai Cantik di Bali Yang Menggoda

Bali memang menjadi surganya pantai-pantai cantik. Setelah Pantai Kuta, Dreamland, Pantai Pandawa, kini ada pantai di Bali yang juga tak kalah cantik. Pantai tersebut adalah Pantai Jerman. Menariknya, tempat wisata di Bali ini masih sedikit orang yang mengetahuinya.

Pantai Jerman merupakan salah satu pantai yang ada di kawasan Kuta. Meski tidak seterkenal pantai lainnya yang ada di Bali. Namun pantai ini menyajikan keindahan yang tak kalah cantik dengan pantai di Bali lainnya. Rasanya cocok untuk dijadikan referensi tempat wisata di Bali Anda kali ini.

Menuju pantai cantik ini tidaklah sulit. Lokasinya cukup dekat dari Bandara Ngurah Rai. Hanya sekitar 10 menit dari Bandara, Anda sudah bisa sampai ke pantai ini. Cukup arahkan kendaraan Anda ke utara. Selanjutnya beloklah ke kanan saat Anda bertemu pertigaan. Jika Anda menemukan perempatan Wanasegara, beloklah ke arah kiri hingga bertemu kembali dengan pertigaan yang ditandai dengan adanya patung Holiday Inn Resort. Bawalah kendaraan Anda hingga terlihat pantai cantik tersebut.

Ada banyak hal yang menarik dari pantai yang satu ini. Salah satunya adalah tempatnya yang lebih tenang dan lebih sunyi dibandingkan pantai lainnya di Bali. Hal tersebut dapat terlihat dengan masih sedikitnya wisatawan yang datang ke pantai ini.
Selain suasananya yang masih tenang, pemandangan menarik yang sering terjadi di pantai ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Yaitu pemandangan menarik berupa pesawat yang hilir mudik dari pantai ini. Karena memang letaknya yang berdekatan dengan bandara, membuat para wisatawan dapat melihat pesawat lepas landas dan mendarat di landasan pacu yang terletak di sebelah kiri pantai.

Pantai ini masih satu garis pantai dengan Pantai Kuta. Tak heran pasir pantai ini pun sama. Berwarna kecoklatan dengan ciri khas halus saat diinjak. Namun yang membedakan adalah adanya pemandangan berupa perahu-perahu yang bersandar di tepian pantai ini. Perahu-perahu ini merupakan perahu yang disewakan oleh nelayan untuk disewakan. Namun tak perlu khawatir. Karena perahu-perahu ini tidak akan mengganggu kegiatan Anda di tempat wisata di Bali ini.

Pantai Jerman ini juga sangat cocok untuk Anda jadikan sebagai sebagai tempat untuk berjemur. Konturnya yang landai, garis pantainya yang panjang, membuat Anda nyaman berlama-lama berjemur di pantai ini. Bahkan, jejeran aneka warung makan ini di pinggir pantai pun menambah lengkap keindahan pantai ini.

Selasa, 07 April 2015

Mengunjungi Kelenteng di Dalam Pura, Simbol Kerukunan Agama di Bali

Bali memang merupakan salah satu pulau di Indonesia dengan mayoritas agamanya yaitu Hindu. Namun, bukan berarti kerukunan agama di tempat ini tidak ada. Jika ingin melihat bagaimana kerukunan agama terjalin di Bali, datang saja ke Pura Ulun Danu Batur. Tempat wisata di Bali ini menjadi simbol kerukunan agama di Pulau Dewata.

Pura Ulun Danu Batur adalah sebuah pura di Kabupaten Bangli, Bali. Pura ini merupakan pura tersakral kedua di Bali setelah Besakih. Namun, tempat wisata di Bali ini tak hanya dijadikan sebagai tempat ibadah umat Hindu saja. Namun juga umat Tionghoa.

Dari luar, tak terlihat terdapat kelenteng di dalam pura. Pura yang terletak di Jalan Raya Denpasar-Singaraja ini memiliki total 285 pura dan paviliun di dalam pura ini. dan salah satu pura tersebut dijadikan sebagai kelenteng. Yaitu tempat ibadah umat Tionghoa.
Terlihat ukiran naga, kaligrafi China serta warna emas dan merah mendominasi bangunan tersebut. Namun menariknya, ornamen khas kelenteng tersebut bersanding dengan sesajen khas Bali pada bagian tengahnya. Semakin terlihat kerukunan agama di pura ini.

Kelenteng ini pada awalnya berada di luar pura. Namun, akhirnya dipindah ke dalam komplek pura atas saran dari warga setempat. Menariknya lagi, kelenteng ini justru sepi saat perayaan Imlek. Kelenteng ini justru ramai saat hari raya agama Hindu. Seperti Galungan dan Kuningan. Bahkan upacara adat Bali lainnya.

Akulturasi budaya ini memang menjadi bagian sejarah dari daerah ini. Hal ini terkait dengan cerita Raja Balingkang yang menikah dengan seorang putri yang merupakan warga Tionghoa. Untuk memasuki Pura Ulun Danu Batur ini, Anda tak dikenakan biaya masuk. Anda hanya perlu menyewa kain seharga kurang dari 20 ribu Rupiah saja. Itupun jika saat mengunjungi tempat wisata di Bali ini Anda mengenakan celana atau rok pendek.

Kamis, 02 April 2015

Serunya Melihat Aksi Monyet-Monyet di Monkey Forest Ubud

Menikmati kekayaan alam di Bali tidak hanya mengunjungi pantai atau tempat-tempat wisata di Bali yang terkenal dengan budayanya saja. Cobalah Anda mampir ke Desa Padang Tegal, Ubud. Ada salah satu objek wisata yang menarik untuk dikunjungi yakni Monkey Forest Ubud.

Monkey Forest Ubud merupakan suatu tempat konservasi monyet Bali. Di tempat ini, Anda bisa melihat aneka tingkah monyet yang lucu dan menggemaskan. Meski tak jarang monyet-monyet yang ada di tempat wisata di Bali ini nakal.

Objek wisata ini dikenal juga dengan sebutan Wenara Wana. Tak hanya sebagai cagar alam saja. Di dalam tempat wisata ini juga terdapat kompleks pura. Sehingga Anda bisa menikmati tingkah polah monyet dan juga melihat keindahan pura.
Di dalam hutan ini, terdapat sekitar 340 monyet ekor panjang. Yaitu dengan rincian 32 ekor monyet jantan dewasa, 19 ekor monyet jantan muda, 77 ekor monyet betina dewasa, 122 ekor monyet betina remaja, serta 54 ekor bayi monyet. Semua monyet ini terdiri dari sedikitnya 4 kelompok monyet. Untuk luas hutan ini sendiri yaitu mencapai 27 hektar dengan sedikitnya 115 pohon beraneka jenis.

Di tempat ini, Anda juga akan ditemani oleh pawang yang akan menjelaskan berbagai tempat di hutan ini dan juga membantu Anda berfoto dengan kera. Anda juga bahkan bisa melihat kuburan para leluhur masyarakat Bali serta pura yang penuh dengan nilai seni. Bahkan jika Anda datang saat yang tepat, Anda bisa menyaksikan upacara di pura tersebut hingga prosesi pembakaran mayat khas Bali atau yang disebut Ngaben.

Untuk menjangkau tempat wisata di Bali ini, Anda harus melakukan perjalanan sekitar 20 menit dari Kota Denpasar atau sekitar 30 menit dengan kendaraan bermotor. Untuk memasuki tempat ini, Anda hanya perlu membayar sebesar 20 ribu Rupiah untuk wisatawan domestik atau 40 ribu Rupiah untuk wisatawan mancanegara. Monkey Forest Ubud ini dapat Anda datangi setiap harinya sejak pukul 8 pagi hingga 6 sore waktu setempat.